Mengapa
Harus ada Pojok Baca dan Dongeng
Mengenalkan buku,
pada anak adalah tujuan dari terbentuknya Pojok Baca dan Dongeng PAUD,
buku apa yang dikenalkan pada anak ?, buku
bacaan yang menarik, bergambar dan mengandung unsur cerita. Pada buku
cerita ada pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis sehingga membacakan
cerita pada anak sebelum tidur akan mendekatkan hubungan, memperkaya
kosa kata, membentuk karakter anak,
meningkatkan daya imajinasi, kreativitas
anak, dan unsur pengetahuan. Kebiasaan
tersebut akan menumbuhkan kecintaan akan
membaca seumur hidup. Life long education yaitu suatu kebiasaan sesorang untuk
terus belajar akan bisa terwujud.
Tidak cukup hanya dengan mengenalkan buku, kemudian
membacakan cerita tapi penyampaian cerita
harus menarik, sehingga perlu ada metode , tehnis, dan konsistensi dalam
penyampaian cerita. Ketika seorang pengasuh atau guru membacakan cerita, dan
penyampaiannya tidak menarik maka anak juga kurang terasah imajinasinya, jadi
antara mengenalkan buku, menyampaikan isi cerita, dan konsistensi harus menjadi
satu rangkaian yang mampu membentuk karakter anak dan kebiasaan membaca sampai
dewasa. Pembaca
cerita atau pembaca buku, harus memahami isi ceritanya
supaya memudahkan pesan moral apa yang ada di dalamnya.
PAUD jika dilengkapi dengan Pojok Baca dan Dongeng sangat
penting artinya karena sebagai peletakan dasar pertama untuk membentuk karakter
yang kokoh dengan pencapaian sendi2 dasar life long education. Melalui bahan
bacaan dan cerita yang tersimpan di Pojok Baca dan Dongeng memudahkan anak, guru,
orang tua maupun pengasuh untuk mengenal dan mencari buku. Tanpa Pojok Baca dan
Dongeng nutrisi kebiasaan membaca akan sangat minim yang akan berakibat lemahnya
penguasaan bahasa, lemahnya daya imajinasi dan kreatifitas, hubungan kedekatan
kurang terjalin maksimal, dan pengetahuaan sangat terbatas, karena hanya dengan
membacalah semua hal tersebut bisa di dapatkan. Kebiasaan atau landasan kuat
harus dibangun sejak usia dini.
Metode
: Brainstorming
Fasilitator berperan sebagai media untuk mengumpulkan
data, membuka wawasan, pengetahuan dan
membuat rangkuman materi.
WAKTU : tgl 16 November 2016, 3 jam
Setiap selesai brainstorming dibuat kesepakatan dan
komitment untuk melaksanakan.
Perlengkapan yang harus ada
1.
Kertas meta plan 100
lembar
2.
Kertas plano, 20 lembar
3.
Isolasi/lakban kertas 4 pc
4.
Spidol besar 10 pc
5.
Blinder klip 10 pc
APA DAN BAGAIMANA SEHARUSNYA PENGELOLAAN POJOK BACA DAN
DONGENG
ALUR KONSEP POJOK BACA DAN DONGENG
POJOK BACA DAN DONGENG
Adalah suatu sudut ruang yang dilengkapi dengan rak buku
atau box buku, sehingga anak bisa melihat, memilih dan membuka bukunya, melihat
gambar, belajar mengenal setiap gambar dan tulisan yang ada di dalam buku
tersebut dengan di dampingi pengasuh.
Selain Buku, Pojok Baca dan Dongeng dilengkapi boneka
karakter, meja dan karpet untuk membacakan cerita, ruang yang full color dengan
design yang menarik. Buku tertata rapi dengan halaman muka (Cover) terlihat
jelas , rak ukuran tinggi 80 cm, panjang 120 cm. Kira kira muat 25 eksemplar
buku saja. Pojok Baca dan Dongeng harus dilayankan dengan cara membacakan
cerita atau meminjamkan buku ke anak supaya di bawa pulang untuk di bacakan
bunda atau saudara di rumah.
Ruang, Buku dan
segala perlengkapannya kalau tidak dimanfaatkan dengan baik, maka tidak akan
ada gunanya. Untuk bisa bermanfaat maksimal maka perlu ada kerjasama antara
PAUD, Bunda , Panda dan Orang tua. Kerjasama tersebut bisa di rinci sebagai
berikut :
1.
Buku koleksi cerita sekalipun sedikit harus
rutin bertambah, pertambahannya bisa karena beli secara rutin, atau bertukar
koleksi dengan PAUD lain,
2.
Dinding yang full color bertema, membuat anak
akan mengnal alam lebih luas lagi sesuai tema yang di tempel di dinding, baik
dengan model cat maupun digital printing.
3.
Harus bersih, rapi dan nyaman, anak betah
berada dalam ruang Pojok Baca dan Dongeng
4.
Fasilitas pendukung lainnya harus dapat terpenuhi
dengan baik sesuai kebutuhan dan kondisi masa kini. Boneka karakter binatang
bisa dijadikan mainan sekaligus pengetahuan bagi anak mengenal binatang, bunyi
bunyian dan segala yang bisa diajarkan kepada anak usia PAUD. Selain Koleksi
buku, boneka, perlu juga adanya mainan lainnya misalnya balok atau kubus yang variatif
.
5.
Harus selalu ada kegiatan membacakan cerita dari Bunda PAUD, maupun orang tua di rumah,
secara terus berkesinambungan. Membacakan cerita tersebut akan membentuk budaya
kecintaan membaca untuk masa yang akan datang
Dari 5 point di atas , kita akan bahas secara detail di
point 1 dan 5, yaitu bagaimana KOLEKSI BISA SELALU ADA DAN BERTAMBAH, DAN
BAGAIMANA BUKU TERSEBUT BISA DILAYANKAN ATAU SAMPAI PESANNYA KE ANAK ANAK.
Point 2, 3, 4 sudah secara otomatis menjadi komitment
setiap PAUD yang telah menerima POJOK BACA DAN DONGENG BI untuk merawat dan
melanjutkan keberadaan sampai kapanpun. Termasuk menganggap bahwa Pojok Baca
dan Dongeng itu sangat penting dengan alasan yang jelas, dan dikuatkan oleh
data dan keyakinan.
Sehingga perlu kita sepakati apa yang akan menjadi
keyakinan kita untuk keberlangsungan POJOK BACA DAN DONGENG BI ini.
Usia berapa, anak
mulai bisa membaca, apakah berpengaruh pada kecerdasan seseorang ketika orang
tersebut lebih awal bisa membaca ?. Apakah memang sudah menjadi kewajiban bahwa
anak usia 5 atau 6 tahun sudah harus bisa membaca ? Apa dampak yang akan
terjadi jika anak lebih awal bisa membaca dibandingkan terlambat membaca, baru
bisa membaca di usia 7 tahun. Apakah membaca begitu penting bagi usia balita
atau sebelum 7 tahun. Apa dampaknya ? Pertanyaan tersebut harus ditanyakan dan
di jawab oleh yang berkompeten. Mari kita cari referensinya.
Di buku "Right Brained Children in a Left Brained
World" disebutkan tokoh-tokoh seperti Albert Einstein, George S. Patton,
William Butler Yeats adalah mereka yang terlambat membaca.
PEMBAHASAN KOLEKSI BUKU POJOK BACA DAN DONGENG PAUD BI

Bagaimana cara membeli buku yang murah,
Bagaimana menata buku yang baik
Bagaimana memelihara buku supaya awet
Apakah memang buku harus selalu di tambah ?
Perhatikan tersebut di bawah ini
1.
Pengadaan / Penambahan
2.
Penataan / Penyajian
3.
Pemeliharaan / Pengelolaan
4.
Pencapaian Target atau indikator kesuksesan :
Pengadaan / Penambahan
Pengadaan buku bisa dilakukan setiap waktu tertentu
dengan kebijakan pihak PAUD, secara rutin bertambah, penambahan disesuaikan
dengan program, anggaran. Pengertian penambahan tidak sama dengan pengadaan
atau pembelian buku baru. Tapi bisa dengan berbagai cara salah satunya adalah
silang layan.
Silang layan (Networking)
@ Apa dan Bagaimana silang layang itu di lakukan :
HIMPAUDI tingkat kabupaten dengan di koordinasikan dan
disepakati sistem dan tehnis pelaksanaannya. Jika tingkat kabupeten dianggap
sulit bisa di perkecil scop nya menjadi per kecamatan. Silang layanan dilakukan
per periode, misalnya setiap 3 bulan sekali atau per kwartal. Masing masing
PAUD memberikan daftar buku yang dimiliki. Dari daftar buku tersebut koordinator
bisa mengatur jumlah yang akan di rolling, contoh sederhana adalah sbb:
@Apakah manfaat melakukan silang layanan
-
Hemat
-
Menjaga kedekatan dan hubungan baik
-
Share pengalaman dalam membacakan
cerita ke anak anak
-
Berfikir positif atas keberadaan buku
yang di silang layankan (jangan pernah takut rusak)
@Apa kekhawatiran melakukan silang layanan : selain
buku rusak adalah kendala waktu apabila saat harus bertukar buku ada kesibukan
yang tidak bisa ditinggalkan, antisipasinya adalah mewakilkan orang lain yang
melakukan silang layan.
@ Lebih banyak manfaat atau resiko jika melakukan
silang layanan : dibuat kesepakatan jika ada kerusakan buku atau hilang.
Dibuat simulasi untuk membuat kesepakatan2 jika silang
layanan di lakukan di wilayah masing masing.
PENATAAN
ATAU PENYAJIAN
Simple saja bahwa kerapian dan penataan buku harus
memperlihatkan cover depan bukunya, selalu rapi dan terhindar dari debu. Mudah
di jangkau anak anak dengan gambar full color yang menarik dan hard cover yang
tidak mudah rusak. Jika bukunya jumlahnya banyak dan rak yang tersedia tidak
muat maka disimpan di lemari, dan di pajang secara bergantian seolah olah bukunya
selalu baru.
PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN
Berapa lama buku bisa bertahan bagus ?
Bagaimana cara merawat jika buku rusak ?
Bagaimana jika buku memang sudah tidak bisa
diperbaikin ?
INDIKATOR KESUKSESAN PENGGUNAAN POJOK
BACA DAN DONGENG
Ada 9 Pertanyaan :
1.
Apakah bunda PAUD rutin membacakan
cerita kepada anak anak
2.
Setiap hari apa, dengan durasi berapa
menit setiap kali buku di bacakan
3.
Apakah anak senang di bacakan cerita
4.
Apakah anak meminta di bacakan
kembali jika telah selesai di bacakan cerita
5.
Apakah anak anak juga pinjam buku
untuk di bawa pulang
6.
Apakah orang tua atau pengasuh juga
meminjam buku
7.
Apakah dibuat catatan buku apa yang
di bacakan dan buku yang dipinjam
8.
Apakah catatan tersebut mendapatkan
perhatian dan di amati lebih lanjut
9.
Apa yang terjadi jika anak tidak di
bacakan cerita
a. PengelolaaN yang sustainable
Fasilitator memberikan pertanyaan
1. Apakah
Perpustakaan PAUD perlu terus dilanjutkan ?
2. Bagaimana
cara melanjutkan jika BI tidak membantu apapun ?
Pertanyaan lanjutan
1
Apakah berkomitment mengembankan
perpustakaan
2
Apakah bersedia menambah buku di
tahun ini dan tahun berikutnya
3
Apakah akan menambah rak untuk bisa
menampung buku yang ada
4
Apakah bersedia mengganti karpet jika
rusak
5
Apakah bersedia mengganti stiker meja
juga rusak
6
Apakah bersedia tidak melepas banner
7
Apakah bersedia mendokumentasikan
kegiatan mendongeng
8
Apakah sudah memiliki Face book /
twitter / jejaring sosial lainnya
9
Apakah bersedia mempublikasikan
kegiatan perpustakaannya
10
Apakah bersedia meminjamkan buku kepada
orang tua anak paud atau masyarakat sekitar
11
Apakah bersedia melakukan sistem
silang layan
12
Apakah bersedia jika diminta
memberikan testimoni tentang Perpustakaan Paud yang sudah ada / dikembangkan
bersama BI.
Sumber dana
dan sponsor
Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada bunda paud
dengan terlebih dahulu melakukan game.
Jika tidak bisa memberikan jawaban yang tepat maka yg
bersangkutan diminta untuk menuliskan nama kota di Indonesia (KPW).
1
Komponen apa saja yang harus dibeli
ketika Perpustakaan ini harus dikembangkan
2
Kira kira berapa dana yang dibutuhkan
untuk mengembangkan perpustakaan Paud, sebutkan nominal dan peruntukkannya
3
Dari mana sumber dana bisa diperoleh,
bagaimana cara memperolehnya
4
Apakah memungkinkan jika dana
pengembangan perpustakaan dibebankan kepada orang tua murid
5
Apa yang terjadi jika perpustakaan
tidak dikembangkan
6
Apabila dikembangkan apa pengaruhnya
terhadap perkembangan anak
7
Apabila dikembangkan apakah membebani
yayasan atau sekolah
POJOK BACA DAN DONGENG
sebagai daya tarik anak PAUD
untuk mengasah multple
intelegent
Fasilitator meminta wakil dari masing2 wilayah maju ke depan
dan membacakan per bait dari paparan di bawah ini,
Tahun 1983, Profesor pendidikan Howard
Gardner (Harvard University) mendefinisikan kecerdasan manusia yang tak
berbatas, yang diantaranya dapat dikelompokkan menjadi delapan kecerdasan,
yaitu kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan logika-matematika, kecerdasan
visual-spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan musikal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Belakangan
Gardner menambahkan satu kecerdasan tambahan, yaitu kecerdasan spiritual.
Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga
harus dinilai berdasarkan:
1.
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hidup
2.
Kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan atau dicari solusinya
3.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan
penghargaan dalam budaya seseorang.
Beberapa cara untuk mencetak anak cerdas seperti
dikutip dari thedailybeast.com
1.
Jauhi Anak dari
Kebiasaan Nonton TV
Sebanyak 30 persen anak-anak di bawah usia 2 memiliki televisi di kamar tidurnya. Dan 59 persen anak-anak berusia di bawah 2 tahun menonton TV dua jam sehari. Manfaat menonton TV bagi bayi tidak diketahui, namun TV diketahui merusak keterampilan mental dan menyia-nyiakan waktu untuk perkembangan otak yang seharusnya dihabiskan dengan cara berbicara dengan orang lain.
Sebanyak 30 persen anak-anak di bawah usia 2 memiliki televisi di kamar tidurnya. Dan 59 persen anak-anak berusia di bawah 2 tahun menonton TV dua jam sehari. Manfaat menonton TV bagi bayi tidak diketahui, namun TV diketahui merusak keterampilan mental dan menyia-nyiakan waktu untuk perkembangan otak yang seharusnya dihabiskan dengan cara berbicara dengan orang lain.
2.
Beri anak Air
Susu Ibu (ASI)
Anak berusia enam tahun yang diberi ASI terus menerus ketika bayi, skor tes IQ-nya 5 persen lebih tinggi daripada anak 6 tahun yang tidak mendapat ASI.
Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian yang diikuti oleh dua kelompok ibu di Belarusia baru dan anak-anaknya. Hal pertama yang dapat dilakukan seorang Ibu untuk membesarkan anak cerdas adalah dengan cara menyusui. Manusia memiliki persentase lemak lebih besar dibandingkan dengan susu sapi yang dibutuhkan untuk melindungi sel-sel otak.
Anak berusia enam tahun yang diberi ASI terus menerus ketika bayi, skor tes IQ-nya 5 persen lebih tinggi daripada anak 6 tahun yang tidak mendapat ASI.
Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian yang diikuti oleh dua kelompok ibu di Belarusia baru dan anak-anaknya. Hal pertama yang dapat dilakukan seorang Ibu untuk membesarkan anak cerdas adalah dengan cara menyusui. Manusia memiliki persentase lemak lebih besar dibandingkan dengan susu sapi yang dibutuhkan untuk melindungi sel-sel otak.
3.
Belajar musik
Anak-anak yang memainkan piano atau alat musik gesek mendapat skor keterampilan verbal 15 persen lebih tinggi daripada anak yang tidak memainkan alat musik.
Anak-anak yang memainkan piano atau alat musik gesek mendapat skor keterampilan verbal 15 persen lebih tinggi daripada anak yang tidak memainkan alat musik.
4.
Penelitian
yang menghasilkan pernyataan ini melibatkan siswa dari area musik Boston dan
sekolah umum. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun dan beberapa di antaranya
pernah belajar musik setidaknya selama tiga tahun.
5.
Belajar
mengendalikan diri atau sabar
Anak-anak yang mampu menunda kepuasan 15 kali lebih lama daripada teman-temannya dan lebih sabar mendapat skor 210 poin lebih tinggi pada SAT (Scholastic Assessment Test). Anak-anak yang bisa menunggu 15 menit sebelum makan kue pertama mencetak 210 poin lebih tinggi pada tes SAT nya daripada yang tidak bisa menunggu lebih dari satu menit. Jenius tidak banyak berkaitan dengan IQ, tapi berkaitan dengan fungsi eksekutif.
Anak-anak yang mampu menunda kepuasan 15 kali lebih lama daripada teman-temannya dan lebih sabar mendapat skor 210 poin lebih tinggi pada SAT (Scholastic Assessment Test). Anak-anak yang bisa menunggu 15 menit sebelum makan kue pertama mencetak 210 poin lebih tinggi pada tes SAT nya daripada yang tidak bisa menunggu lebih dari satu menit. Jenius tidak banyak berkaitan dengan IQ, tapi berkaitan dengan fungsi eksekutif.
6.
Penuhi rumah
dengan buku
Anak yang dibesarkan di sebuah rumah berisi setidaknya 500 buku memiliki kemungkinan lulus SMA 36 persen lebih tinggi dan 19 persen lebih mungkin lulus dari perguruan tinggi daripada anak yang dibesarkan di rumah yang hanya berisi beberapa atau bahkan tidak menyimpan buku. Orangtua yang suka membaca menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa membaca adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan bermanfaat.
Anak yang dibesarkan di sebuah rumah berisi setidaknya 500 buku memiliki kemungkinan lulus SMA 36 persen lebih tinggi dan 19 persen lebih mungkin lulus dari perguruan tinggi daripada anak yang dibesarkan di rumah yang hanya berisi beberapa atau bahkan tidak menyimpan buku. Orangtua yang suka membaca menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa membaca adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan bermanfaat.
7.
Hindari
kegemukan pada anak
Anak gemuk mendapat skor 11 persen lebih rendah pada tes membaca daripada anak dengan berat badan normal. Ilmuwan di Temple University menemukan siswa sekolah menengah yang mengalami kelebihan berat badan memiliki prestasi lebih rendah daripada teman-teman sebayanya yang memiliki berat badan normal, serta lebih sering tidak masuk dan terlambat datang sekolah.
Anak gemuk mendapat skor 11 persen lebih rendah pada tes membaca daripada anak dengan berat badan normal. Ilmuwan di Temple University menemukan siswa sekolah menengah yang mengalami kelebihan berat badan memiliki prestasi lebih rendah daripada teman-teman sebayanya yang memiliki berat badan normal, serta lebih sering tidak masuk dan terlambat datang sekolah.
8.
Ikut program
prasekolah
Anak yang mengikuti program prasekolah 52 persen lebih mungkin lulus SMA daripada yang tidak mengikuti program prasekolah. Pada usia 27 tahun, kelompok prasekolah lima kali lebih banyak yang memiliki rumah sendiri daripada kelompok non-prasekolah. Pada usia 40, kelompok non-prasekolah ditangkap atas tuduhan narkoba delapan kali lebih banyak dibandingkan alumni prasekolah, dan dua kali lebih sering melakukan serangan fisik.
Anak yang mengikuti program prasekolah 52 persen lebih mungkin lulus SMA daripada yang tidak mengikuti program prasekolah. Pada usia 27 tahun, kelompok prasekolah lima kali lebih banyak yang memiliki rumah sendiri daripada kelompok non-prasekolah. Pada usia 40, kelompok non-prasekolah ditangkap atas tuduhan narkoba delapan kali lebih banyak dibandingkan alumni prasekolah, dan dua kali lebih sering melakukan serangan fisik.
9.
Perbanyak anak
mendengar kosakata baru
Anak-anak dalam keluarga penerima bantuan sosial mendengar kata-kata hampir empat kali lebih sedikit per tahunnya daripada anak-anak dari keluarga kelas profesional. Para peneliti mengungkapkan bahwa semakin banyak kata-kata yang didengar, semakin besar kosakata dan semakin tinggi prestasi akademik.
Anak-anak dalam keluarga penerima bantuan sosial mendengar kata-kata hampir empat kali lebih sedikit per tahunnya daripada anak-anak dari keluarga kelas profesional. Para peneliti mengungkapkan bahwa semakin banyak kata-kata yang didengar, semakin besar kosakata dan semakin tinggi prestasi akademik.
10.
Belajar bahasa
asing
Anak-anak yang mempelajari bahasa asing selama dua tahun mendapat skor SAT 14 persen lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak pernah mempelajari bahasa asing. Nilai verbal siswa yang mempelajari bahasa asing selama empat atau lima tahun lebih tinggi daripada skor verbal siswa yang mempelajari pelajaran lain selama empat atau lima tahun
Anak-anak yang mempelajari bahasa asing selama dua tahun mendapat skor SAT 14 persen lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak pernah mempelajari bahasa asing. Nilai verbal siswa yang mempelajari bahasa asing selama empat atau lima tahun lebih tinggi daripada skor verbal siswa yang mempelajari pelajaran lain selama empat atau lima tahun
11.
Batasi permainan
game komputer atau video game
Siswa yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari bermain komputer dan video game mendapat skor ujian sekolah 9,4 persen lebih rendah daripada siswa yang tidak lagi memainkan game semacam itu. Bermain videogame berlebihan dapat mengganggu sekolah seperti halnya kegiatan lain yang dilakukan berlebihan semisal membaca untuk kesenangan, bermain di luar, tidur, atau berinteraksi langsung dengan teman dan keluarga.
Siswa yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari bermain komputer dan video game mendapat skor ujian sekolah 9,4 persen lebih rendah daripada siswa yang tidak lagi memainkan game semacam itu. Bermain videogame berlebihan dapat mengganggu sekolah seperti halnya kegiatan lain yang dilakukan berlebihan semisal membaca untuk kesenangan, bermain di luar, tidur, atau berinteraksi langsung dengan teman dan keluarga.
Referensi
1. http://www.ef.co.id/englishfirst/englishstudy/tipsbelajarbahasainggris/kapan-anak-mulai-membaca.aspx
11. https://nurismafira.wordpress.com/2015/06/03/larangan-calistung-sebelum-umur-7-adalah-pembodohan-2/
Materi Untuk Workshop POJOK BACA DAN DONGENG , BANK INDONESIA,17 sd 19 November 2016 di Hotel Bidakara Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar