Materi ini banyak
pertanyaan
Jawabannya tidak
salah benar
Jawaban menjadi
solusi penyelesaian
Yang memahami akan bisaberlanjut
terus
Bersungguh sungguhlah,
maka anda akan sukses
S a l a m l i t e r a s i
Apa yang dimaksud TBM
? ruang berisi buku atau, buku yang harus ada di dalam ruang ? kemudian buku
tersebut harus di baca atau masyarakat dipaksa membaca ? ketika tidak membaca ,
upaya apa yang harus dilakukan ? Apakah TBM itu harus ada di setiap desa ? atau
TBM boleh ada boleh tidak ? Apakah TBM itu memang milik individu, atau bisa
saja milik kelompok ?. Apakah TBM itu memang dikelola apa adanya atau sederhana ? apakah TBM harus dikelola dengan baik ? Kenapa
harus dikelola dengan baik ? atau biar saja dikelola
secara apa adanya ?
Begitu banyak
pertanyaan yang ada dalam materi ini, tentu setiap jawaban tidak sama antara
satu peserta dengan peserta lainnya. Setiap jawaban yang di lontarkan memiliki
relatifitas masing masing. Tidak ada awaban yang salah, yang terpenting adalah
mindset mengenai TBM, mengenai pengelolaan, mengenai tujuan, mengenai layanan
sebuah TBM sudah tepat sesuai harapan masyarakat.
Sudahkan ? Bagaimana
sebenarnya mengelola TBM yang baik, benar dan sesuai
harapan masyarakat ?
Bagi TBM (Taman
Bacaan Masyarakat atau Taman Belajar Masyarakat) apa yang dianggap penting
? Layanan ? Jumlah koleksi ? banyaknya
kegiatan ? ruang yang bagus ? banyaknya bantuan ?.
-
Jika layanan
maka keramahan, membuka layanan di jam yang
memang dibutuhkan masyarakat penguna. Layanan juga dikaitkan dengan koleksi
yang lengkap, ruang yang nyaman, banyaknya kegiatan. Semua bisa terwujud jika
cukup dana, yang itu bisa di dapatkan dengan berbagai cara.
-
Jika koleksi dianggap penting maka manajemen pengelolaan, jumlah koleksi yang
banyak, cara penelusuran, dan penataan tentu arus diperhatikan. Pemeliharaan,
dan stock opname juga menjadi perhatian untuk koleksi yang banyak.
-
Banyaknya kegiatan
akan mendukung ramainya TBM dikunjungi oleh
kelompok usia dan pengunjung dalam mengikuti kegiatan tersebut.
-
Ruang yang bagus membuat pengunjung senang dan betah berada di dalamnya,
tapi juga mesti harus dilengkapi dengan koleksi, layanan yang ramah.
Kesimpulannya : antara
ruang, koleksi, layanan, kegiatan dan dana saling terkait untuk mewujudkan TBM
yang berkesinambungan.
Pertanyaan berikutnya
: apakah motivasi mendirikan TBM ? kegiatan sosial ? keprihatinan ? kepedulian ? kewajiban ? instruksi
keharusan ? ingin mendapatkan sesuatu ? Lalu, apakah motivasi akan mempengaruhi
cara layanan ? mempengaruhi kegiatan dan mempengaruhi sumber dana yang akan
mensupport keberlangsungan ?. Apakah dengan motivasi yang berbeda hasilnya juga
akan berbeda ?. Apakah dengan motivasi yang sama hasilnya menjadi sama ? Yang paling
penting ketika membuat TBM adalah mindset pendiri dan pengelola bahwa TBM
itu adalah media untuk mencerdaskan masyarakat. Melalui buku buku itulah masyarakat memiliki tiga tahap perubahan :
- Membentuk
Habit
- Menciptakan
Adictive
- Mengalami
Perubahan.
Apa indikator
keberhasilan TBM ? Pengunjung yang banyak ?
banyaknya buku yang dipinjam ? banyaknya dana/sumbangan yang diperoleh ? banyaknya publikasi di media masa
dan jejaring sosial ? terjadinya peru bahan masyarakat ? Cara membuktikan
secara kwalitatif dan kwantitatif bagaimana ? Ketika TBM didirikan maka untuk
mengenalkan kepada masyaraat perlu dilakukan sosialisasi dengan berbagai cara,
salah satunya dengan melakukan banyak aktivitas, publikasi media dan jejearing
sosial. Layanan rutin dengan berbagai pendekatan strategis kepada semua lapisan masyarakat yang dilayani. Kemudian memudahkan
bagi masyarakat mendapatkan koleksi atau
kemudahan peminjaman buku, maka jika ini sudah
terpenuhi dan berhasil maka TBM baru mencipatakan Habit membaca masyarakat. Perlu tindak lanjut dengan cara selalu menambah
koleksi atau adanya buku baru secara rutin, sehingga ketika habit terbentuk
masyarakat akan kecanduan (adictive). Jika TBM mampu menciptakan ketagihan
membaca maka TBM berada di level 2. Dengan
melalui proses panjang yang relatif sekali ukuran waktu maka masyarakat akan
mengalami perubahan perubahan kebiasaan dan gaya hidup tergantung buku apa yang
biasa di bacanya. Perubahan inilah
sebenarnya TBM sudah dikatakan sukses.
Specifik jika bicara
ketergantungan buku yang harus terus di suplay adalah bahan bacaan. Maka semakin
bertambah bahan bacaan semakin harus di tata dengan baik, yaitu dengan
menggunakan tata kelola yang baik. Istilah dalam dunia perpustakaan disebut
sebagai KATALOGISASI.
Katalog : metode penyusunan item (berisi
informasi atau keterangan tertentu) dilakukan
secara sistematis baik menurut abjad maupun urutan logika yang lain. Menggunakan
sistem Decimal Deway Clasification (DDC). DDC ini menggunakan kode angka 000 –
900. Seberapa penting ini dilakukan untuk sebuah TBM
?
Tujuan pengkatalogan adalah:
1.
Memudahkan sesesorang menemukan sebuah karya (baca
: BUKU) yang telah diketahui pengarang, judul atau subjeknya.
2.
Memperlihatkan apa yang dimiliki perpustakaan
melalui nama pengarang, subjek dan jenis literaturnya
3.
Membantu pemilihan sebuah karya seperti dalam
hal edisinya secara bibliografis dan karakternya
menurut C.A. Cutter See
more at: http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2012/09/pengertian-katalog- perpustakaan.html#sthash.HNWUISiS.dpuf
KATALOG sebenarnya memudahkan bagi
petugas untuk mencari buku, jika bukunya ribuan,
puluhan ribu bahkan sampai mencapai jutaan. Bagi pengguna, maka Katalog
sebenarnya bermanfaat jika pengguna tersebut paham, supaya pengguna paham maka
perlu ada sosialisasi atau disebut sebagai pendidikan buat pengguna. Kalau
layanan bersifat tertutup maka itu tidak terlalu penting bagi pengguna, apalagi
klu sudah ada sistem OPAC (0n line Public Accses Catalogue). Kalau layanan
terbuka maka memahami katalog dan memanfaatkannya maka itu penting.
TBM perlu
mengkatalog untuk memudahkan inventaris, memudahkan
pengunjung/pengguna mencari buku. Meningkatkan layanan, karena semua menjadi
tertib , mudah dan rapi. Katalog juga mendidik masyarakat pengguna untuk mengetahui
secara cepat.
Jika pemilik TBM
tidak paham dengan katalog maka ada buku pedoman yang bisa dipelajari dengan
mudah. Katalog itu sebenarnya sederhana jika memang bukunya tidak banyak, Dengan menggunakan kode angka DDC (Decimal
Dewey Clasification) cukup hanya angka depannya saja 000 – 900. Atau
menyusunnya berdasarkan subjek. Atau bisa saja menggunakan analog sendiri
berdasarkan level content buku. Untuk pembaca tingkat dasar, sedang sampai
bacaan berat. Hal ini bisa di buat sendiri asalkan konsisten.
Katalog penting
sesuai tujuan yang diuraikan di atas, katalog itu MEMUDAHKAN, dan di sinilah
seni nya menemukan kembali koleksi. Jika tidak di katalog maka sama saja kita
punya banyak barang di rumah tanpa di catat inventaris kapan beli dan berapa
harganya di letakkannya di mana, tidak mudah mengingatnya kembali jika tidak
memiliki dokumentasi (pencatatan). Jadi sebenarnya jika memiliki TBM maka juga
harus memiliki iilmu pemeliharannyanya. Jika tidak maka anda memiliki TBM yang
tidak mampu memelihara. Yang paling sederhana pemilik TBM harus memiliki daftar
koleksi.
pengembangan
pola kemitraan bagi pengelola TBM
TBM yang telah
didirikan apapun latar belakang pendirian, dan siapapun pendirinya akan bisa
bertahan jika :
- TBM
tersebut bagus dari
sisi ruang, jumlah koleksi memadai, layanan ramah, dan gratis) memanjakan
pengguna
- TBM
di support oleh koleksi dan sumber dana
yang terus berkesinambungan dengan cara menjalin sponsorship atau
kemitraan
- TBM kreatif mengadakan berbagai kegiatan dan
terus memperluas jaringan, untuk pengguna dan untuk kemitraan
- TBM membuat
media promosi dan jejaring sosial yang regular di publish (media on line)
Yang pertama
dilakukan adalah media on line, namun semua juga harus dilakukan dengan konsep
kejuuran dan kesungguhan. Publik relation atau relationship itu di lakukan
dengan hati yang tulus dan berbagai. Bukan ego dan menonjolkan diri, tapi
menjalin kebersamaan dan saling memberi. Maka semua kembali pada niatan
membentuk TBM dilatar belakangi (motivasinya) apa ?.
RELATIONSHIP TBM

Yang menjadi dasar
Kemitraan (Relationship) adalah perilaku (attitude)
: kepandaian (seni) bagaimana menjalin kemitraan untuk banyak hal yang
bermanfaat, simbiosis mutualisme. Manfaat kemitraan adalah :
- Mendapatkan informasi tentang berbagai hal
- Transfer pengetahuan karena saling membutuhkan
- Mendapatkan bantuan material untuk TBM (Silang
Layan) atau sponsorship
- Sosialita untuk mengembangkan kapasitas diri
Cara Menjalin Kemitraan
- Pendekatan personal : kenal dan berinteraksi secara langsung dengan pendekatan pribadi
- Pendekatan profesi : kenal karena sesama TBM atau memiliki profesi yang sama
- Pendekatan sosial : pendekatan yang linier karena bergerak dalam bidang sosial atau pendekatan sosial dengan profesi yang berbeda.
Harus pandai melihat peluang dan memanfaatkan pertemanan dengan
baik, harus di dasari ketulusan dan memang untuk sosial. Kemitraan itu saling
menguntungkan, bukan sebelah pihak tapi kedua belah pihak mendapatkan value dari apa yg akan dan telah dilakukan.
Harus pandai membuat konsep dengan
indikator keberhasilan yang akan dilakukan untuk bisa dijadikan
bahan yang bisa “DIUAL” untuk menjalin kemitraan. Tanpa konsep yang jelas orang
akan bertanya “apa yg sudah diperbuat dan akan diperbuat”. Mencoba mengkonsep
TBM dengan baik dan terukur.
Jangan pernh bosan
bersilaturahmi, jangan pernah melupakan teman dan kenalan, saling membantu dan
saling mengingatkan. Saling menasehati tapi tidak menggurui, saling memperluas
jaringan dengan tidak melupakan yang sudah ada.
Tidak ada yang sulit dan
tidak ada kata tidak bisa. Silahkan di coba, ingin TBM terus berkembang,
lakukanlah. S a l a m l i t e r a s i.