introduction
Layanan
perpustakaan secara awam di artikan adanya petugas perpustakaan yang siap
melayani pemustaka dalam meminjam buku.
Buku apapun yang di cari oleh pemustaka maka seorang Pustakawan dipastikan tahu
persis buku tersebut ada atau tidak, dimiliki atau tidak oleh perpustakaan.
Padahal seiring dengan kemajuan tehnologi dan globalisasi informasi maka
pustakawan dituntut tidak hanya paham dengan koleksi tidak hanya paham dengan LAYANAN
PRIMA, tapi harus memahai kebutuhan
pemustaka termasuk pada perilaku
pemustaka.
Sebuah Perpustakaan sebelum
melayani maka ada banyak proses yang harus dilalui, mulai dari kebijakan,
penyiapan anggaran, proses pengadaan koleksi, proses katalogisasi (entry data)
perawatan, networking, pertanggung jawaban, kehumasan, publikasi, sosialisasi
dan administrasi. Segala gerakan ini dilakukan oleh orang orang yang tepat dan bisa bekerja secara tim,
saling mendukung sehingga menjadi satu kesatuan kelembagaan yang disebut
perpustakaan. Bagian tehnis, dan
strategis , di dalam sistem manajemen saling mendukung, mutasi staff bertujuan
untuk bisa mendapatkan pengalaman dan
keahlian yang berjenjang dalam mendapatkan karier yang baik di masa masa yang
akan datang. Sehingga pustakawan ada pilihan di dalam meniti karier di jalur struktural
atau fungsional. Penilaian tentunya tidak saja dari sisi keilmuan tapi
juga berbagai faktor pendukung diantaranya kredibilitas, loyalitas, dedikasi dan integritas. Begitu juga
yang terjadi di perusahaan swasta.
Integritas adalah roh dari
seorang pustakawan karena secara total pustakawan akan mempersembahkan jiwa, raga dan kehidupannya untuk
mengembangkan perpustakaan. Segala upaya akan dilakukan, rela berkorban untuk
mewujudkan kecintaan tersebut dalam sebuah wadah dimana pustakawan tersebut
berada dalam satu lembaga. Baik ditingkat, birokrasi, akademisi, praktisi
maupun sosialita kehidupan sehari hari.
Pengertian INTEGRITAS
Menurut kamus bahasa Indonesia integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yg
menunjukkan kesatuan yangg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg
memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Integritas (Integrity) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan
kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit
untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”.
Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung
sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain. integritas berhubungan dengan dedikasi atau pengerahan segala daya dan upaya untuk mencapai satu
tujuan. Integritas ini yang menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya
dalam mencapai sesuatu.
Seorang
pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri
dengan menyalahgunakan wewenang. Seorang pengusaha yang berintegritas tidak akan
menghalalkan segala cara supaya usahanya lancar dan mendapatkan keuntungan
tinggi. Orang yang memiliki integritas tetap terjaga dari hal-hal yang
mendistraksi dirinya dari tujuan mulia. Singkatnya adalah orang yang memiliki
integritas lebih menyukai proses yang benar untuk menghasilkan sesuatu yang
benar. Hasil tidak menjustifikasi proses dan proses tidak menjustifikasi hasil,
keduanya harus berjalan dengan baik dan benar. Orang yang berintegritas itu
anti jalan pintas, apalagi mendapakan sesuatu dengan cara meretas.
Pendapat lain mengenai
Integritas

·
Dalam kesempatan ngobrol via
Chatting bersama pak Ida Fajar (Mahasiswa S3 Perpustakaan Texas sekaligus dosen
dan kepala Perpustakaan UGM) integrity artinya the
state of being whole and undivided, seluruh jiwa raga dicurahkan untuk
kepustakawanan, diartikan sebagai memegang teguh prinsip dan memiliki jiwa
kepustakawanan. atau kualitas pribadi yang mendukung peningkatan kepustakawanan
·
Integritas menurut Mario
Teguh : kesetiaan kepada yang benar
·
Pendapat Pribadi Integritas adalah
: Fokus , total dan konsisten dengan penuh kejujuran, menjalankan profesi
kepustakawan untuk melakukan banyak perubahan yang bermanfaat buat bangsa dan
negara (trini)
Ciri Integritas
1.
Kualitas pribadi untuk berlaku
jujur dan mengukuhi prinsip-prinsip moral.
2.
Kepatuhan yang kukuh terhadap
nilai-nilai moral dan artistik
3.
Kondisi yang tidak cacat
4.
Keseluruhan atau totalitas


|
|
|




INTEGRITAS PUSTAKAWAN
Pustakawan sebagai pelayan (pejuang
literasi) dan Perpustakaan sebagai penyedia layanan maka harmonisasi hubungan dan
saling melengkapi menjadi kunci pertama untuk memasuki gerbang Kepustakawanan
yang siap mencerdasakan masyarakat. Harmonisasi adalah keselarasan antara
pustakawan sebagai profesi yang bekerja dengan perpustakaan sebagai tempat atau
wadah bagi pustakawan mengaktualisasi diri dan profesinya. Tidak ada kata
juragan dan buruh di perpustakaan, yang ada adalah dukungan pimpinan dalam
bentuk kebijakan atau support yang lain di setiap pustakawan menjalankan profesinya
dengan penuh tanggung jawab. Atau sebaliknya pustakawan bisa menjalankan apa
yang menjadi kebijakan pimpinan dengan penuh suka cita. Jika hubungan
keselarasan dan hormonisasi berjalan baik maka perpustakaan bisa berkemang
dengan baik.
Setelah memasuki gerbang pertama
kepustakawanan maka diperlukan kunci berikutnya untuk membuka ruang kepustakawanan
yang berisi koleksi. Penguasaan koleksi jenis koleksi mulai klas 000 – 900 ,
judul buku, terjaminnya ruang kepustakawan yang berisi koleksi bisa mudah
diakses oleh masyarakat. Di ruang ini perlu adalanya Layanan Prima, keramahan,
penguasan informasi, membuat pemustaka nyaman, senang dan betah berada dalam
ruang perpustakaan. Apakah semua
pemustaka yang datang memang butuh
buku? butuh bacaan, butuh pengetahuan ?. Jika jawabannya ya, maka service
satisfiction harus diterapkan, jika jawabannya tidak maka butuh kunci ke tiga
yaitu, memahami perilaku pemustaka atau masyarakat disekitar
Perpustakaan. Jika masyarakat diharapkan bisa cerdas, dan masih enggan datang
ke Perpustakaan maka diperlukan pengetahuan, kreativitas dan ketrampilan untuk
bisa membawa atau mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat. Maka kunci ketiga
disebut sebagai kreativitas dan ketrampilan mencerdaskan masyarakat. Berbagai
aktivitas yang menarik tentunya perlu dilakukan oleh pustakawan.
Bentuk kreativitas harus
dimiliki oleh pustakawan supaya ada banyak kegiatan di perpustakaan, tidak ada
alasan tidak ada dana, asal kreatif maka semua bisa berjalan dengan baik.
Kreatif memanfaatkan jaringan (pertemanan), kratif melakukan kegiatan, yang
bisa menarik masyarakat datang, tanpa harus mengeluarkan biaya besar, kreatif
melakukan sosialisasi dan publikasi di berbagai jejaring sosial dan media
lainnya. Kreatif memanfaatkan peluang, kreatif dengan berbagai cara sehingga
perpustakaan terus hidup, diminati dan dikunjungi oleh masyarakat banyak. Tanpa
kreatifitas apa jadinya perpustakaan, sepi, mati dan tak berpenghuni.
Kunci selanjutnya adalah
apakah benar bahwa pustakawan harus serba tahu dan siap kapanpun melakukan layanan
? jika bicara masalah integrasi maka pustakawan siap ditempatkan dimana saja,
kapan saja dan bekerja untuk masyarakat, tidak terkotak dalam ruang yang pada
umumnya orang menyebut perpustakaan, tidak terkotak pada institusi pemerintah,
tidak terkotak pada institusi perpustakaan. Berani bergaul diluar koridor
perpustakaan, di dunia yang lebih luas lagi dengan lintas sektoral. Sosial
media dimanfaatkan tidak saja serumpun dan sekomunitas tapi mengikuti berbagai
komunitas untuk mengenalkan perpustakaan pada dunia yang lebih luas lagi. Dan
semakin banyak networking semakin banyak peluang, dan semakin banyak tahu. Jika
sudah demikian maka akan ada kemudahan kemudahan yang tak terduga jika kita
memiliki banyak teman.
Untuk bisa menjalankan kunci
pertama, kedua, ketiga, ke empat bahkan mencapai sukses maka INTEGRITAS
adalah jiwa yang harus dimiliki dan melekat sampai kapanpun, tak lekang oleh
usia dan waktu. Berada dimanapun baik sebagai birokrat, akademisi, praktisi dan
sosialita maka integritas harus tetap ada. Sekali integritas luntur maka tidak
akan berarti apa apa. Seorang pustakawan yang memiliki integritas maka sampai
kapanpun tetap berjuang di jalur yang konsisten yaitu di perpustakaan..
Integritas Pustakawan sesuai
bidang yang ditekuni
•
Birokrasi : duduk di pemerintahan, menentukan
kebijakan, baik jabatan struktur atau fungsional maupun pekerja tehnis di
pemerintahan
•
Akademisi : dosen, peneliti, training, diklat,
terus mengembangkan keilmuwan bidang perpustakaan
•
Praktisi : aktif dipergerakan, membuat
perpustakaan komunitas, layanan mobil perpustakaan, berbagai kegiatan literasi,
kampanye, menulis, menerbitkan buku.
•
Sosialita : membentuk komunitas, aktif
dipergerakan, kampanye, dan melakukan filantrophy untuk pengembangan
perpustakaan.
Contoh Pustakawan yang memiliki
integritas
1.
Prof Sulistyo Basuku – Integritas kepustakawanan
di jalur akademis
2.
Blasius Sudarsono – Integritas kepustakawanan di
jalur Birokrat (Pustakawan utama)
3.
Oie Pustakawan Medayu Agung – Integritas
kepustakawan melalui jalur rasa nasionalis
4.
Adwityani Subagia – Integritas Kepustakawanan di
jalur organisasi Klub Perpustakaan indonesia
5.
Eko Cahyono Perpustakaan Anam Bangsa –
Integritas kepustakawanan dari masyarakat
6.
Gol A Gong – Integritas kepustakawanan dari
jalur penulis buku
7.
Yesy Gusman – integritas kepustakawanan di jalur
sosialitas
MEMAHAMI MAKNA
INTEGRITAS
Integritas berkenaan dengan jati
diri. Integritas berbicara mengenai kesejatian bukan kemunafikan, kemurnian
bukan pura-pura. Integritas menyatakan apa adanya diri kita secara tulus. Suatu
keberanian dan keteguhan untuk menyatakan diri dengan jujur tanpa manipulasi
demi keuntungan atau motivasi tertentu. Orang yang berintegritas adalah orang
yang memiliki keutuhan dan keselarasan dalam pikiran, perasaan, sikap perbuatan
dan perkataan. Semua aspek dalam dirinya internal dan eksternal tetap sinkron
dan harmonis. Tidak ada rekayasa atau kepalsuan.
Beberapa contoh diatas yaitu
tokoh kepustakawanan yang memiliki integritas, kita lihat bahwa seluruh
hidupnya, seluruh jiwa dan raganya untuk memperjuangkan kepustakawanan. Tentu
mengalami pasang surut, perjuangan yang bukan tanpa rintangan dan hambatan,
bukan tanpa pengorbanan, baik pengorbanan materi, waktu bahkan kepentingan
keluarga akan menjadi nomor sekian setelah tujuan perjuangannya tercapai.
Tahapan waktu yang dilalui seringkali membuat seorang Pustakawan yang memiliki
integritas tinggi mendapatkan cacian, kritikan bahkan persoalan demi persoalan,
namun dengan keteguhan hati, dan semangat juang tinggi maka akan tercapai apa
yang diperjuangkannya.
Jadi seorang yang memiliki
integritas adalah orang yang memiliki daya juang yang bagus, tidak mudah
menyerah bahkan hampir sama dengan seorang entrepreneur harus memiliki empat
nilai dasar yaitu disiplin, integritas, passion, dan respect.
Keempat landasan nilai tersebut akan melekat dan terus ada dalam setiap langkah
perjuangannya. Dan keempat nilai dasar tersebut juga merupakan kunci menuju
kesuksesan, dari contoh diatas semua berhasil dalam dunia kepustakawanan,
setelah melewati masa perjuangan yang butuh waktu lama. Melalui berbagai proses
dari waktu ke waktu maka akan semakin kuat dan meyakinkan bahwa jalan yang
telah diperjuangkan adalah jalan kebenaran. Jika kepustakawanan Indonesia
memiliki lebih banyak lagi pustakawan yang memiliki integritas tinggi maka
perpustakaan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat akan segera
terealisasi dengan baik.
Organisasi kepustakawan akan
membawa manfaat buat anggotanya, perpustakaan akan menjadi tempat yang nyaman
bagi masyarakat, perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan buat belajar,
tempat yang akan membawa perubahan secara sosial, ekonomi dan budaya. Tempat
yang akan menjadi landmark bagi sebuah kota, provinsi dan negara, akan menjadi
simbol peradaban bangsa. Jika pustakawan mulai dari tingkat pusat sampai daerah
memiliki intergritas yang bagus, maka INDONESIA akan menjadi negara yang luar
biasa, tidak percaya dan ingin bukti ? mari kita menjadi Pustakawan yang
memiliki integritas.
Mengingat pasal 1 ayat 6 dalam UU
43 tahun 2007 bahwa Perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana
pembelajaran sepanjang hayat tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status
sosial-ekonomi
ayat 7 Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara
terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat,
lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.
Ayat 8.
Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Ayat 9
Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang,
masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.
10. bahan perpustakaan – 11 Masyarakat sampai - 12 Organisasi profesi
pustakawan
Dengan adanya UU 43 tahun 2007 maka pustakawan perlu memahami pasal demi
pasal dan memaknainya sebagai suatu bentuk kewajiban untuk membantu pemerintah
merealisasikan apa yang seharusnya menjadi hak masyarakat. Contoh di salah satu
pasal menyebutkan bahwa setiap masyarakat mendapat hak yang sama dalam
memperoleh layanan perpustakaan, apakah terpikir bagaimana kelompok disable
memperolah hak nya mengakses perpustakaan ?, jika anda seorang Pustakawan yang
memiliki integritas maka sudah langsung tergerak untuk melakukan apa yang belum
dilakukan oleh pemerintah, jika anda berada dalam lingkungan pemerintah anda
wajib mengingatkan apa yang belum dilakukan pemerintah yang itu merupakah hak
masyarakat.
Tokoh Yang Mendapatkan Anugerah
Integritas 2012 versi KUPAS (komunitas Pengusaha Anti Suap), persyaratan :
jujur, bertanggung jawab, visioner, disiplin, mampu bekerja sama, adil, dan
peduli,”
1.
Ary Ginanjar Agustian,
2.
Joko Widodo,
3.
Komaruddin Hidayat,
4.
Mahfud MD,
5.
Abraham Samad,
6.
Dahlan Iskan
7.
Anies Baswedan.
PERTANYAAN UTAMA
1.
Apakah Layanan Prima masih menjadi kunci kesuksesan
bagi sebuah Perpustakaan ?
2.
Apakah jumlah koleksi atau koleksi yang lengkap
menjadi kunci berikutnya untuk kesuksesan sebuah perpustakaan ?
3.
Apakah kesuksesan Perpustakaan itu di lihat dari
banyaknya jumlah pengunjung atau peminjam buku ?,
4.
Apakah jika masyarakat sudah terbentuk reading habit
(kebiasaan membaca) itu pertanda majunya sebuah peradaban ? dan Apakah itu
peran utama sebuah Perpustakaan ?
5.
Apakah Jika negara masyarakatnya tidak suka membaca
akan menjadi hancur ?
6.
Apakah Pustakawan yang akan dipersalahkan ?
7.
Apakah sebagai Pustakawan seharusnya bisa
mencerdasakan masyarakat ?
8.
Apakah seorang Pustakawan seharusnya bisa mengubah
peradaban masyarakat ?
9.
Apakah Pustakawan itu profesi yang paling dicari ?
10.
Apakah seorang pustakawan bangga dengan profesinya?
11.
Apakah Seorang pustakawan adalah sebuah cita cita dan
panggilan Jiwa ?
12.
Apakah seorang pustakawan perlu memiliki INTEGRITAS ?
13.
Bentuk integritas pustakawan seperti apa ?
14.
Apakah pertanyaan diatas harus di jawab oleh calon
Pustakawan sebelum bekerja di Perpustakaan ?.
15.
Apa yang sudah anda lakukan sebagai seorang pustakawan
?
Cerita Mengenai Integritas (fakta
sejarah)Jakarta 1950
“Aduh, Ayah! Mengapa tidak
bilang terlebih dahulu bahwa akan diadakan pemotongan uang? Yaaa, uang tabungan
kita tidak ada gunanya lagi! Untuk membeli mesin jahit sudah tidak bisa lagi,
tidak ada harganya lagi?”
Sepotong kalimat bernada sedikit
penyesalan itu terlontar dari mulut Rachmi Hatta, istri Wakil Presiden saat
itu, Mohammad Hatta. Ceritanya, Ibu Rachmi yang ingin membeli mesin jahit telah
menabung sedikit demi sedikit dengan cara menyisihkan sebagian dari penghasilan
yang diberikan Bung Hatta. Namun, ketika tabungannya telah cukup untuk membeli
mesin jahit idamannya, tiba-tiba saja pemerintah waktu itu mengeluarkan
kebijakan sanering (pemotongan nilai uang) dari Rp100 menjadi Rp1. Walhasil,
nilai tabungan yang sudah dikumpulkan Rachmi menurun sehingga tidak cukup untuk
membeli mesin jahit. Padahal yang mengumumkan sanering itu adalah Bung Hatta,
suaminya sendiri.
Lalu, apa yang disampaikan Bung
Hatta kepada istrinya yang mempunyai panggilan akrab Yuke itu?
“Yuke, seandainya Kak Hatta
mengatakan terlebih dahulu kepadamu, nanti pasti hal itu akan disampaikan
kepada ibumu. Lalu, kalian berdua akan mempersiapkan diri, dan mungkin akan
memberi tahu kawan-kawan dekat lainnya. Itu tidak baik!”
“Kepentingan negara tidak ada
sangkut-pautnya dengan usaha memupuk kepentingan keluarga. Rahasia negara
adalah tetap rahasia. Sungguh pun saya bisa percaya kepadamu, tetapi rahasia
ini tidak patut dibocorkan kepada siapapun. Biarlah kita rugi sedikit, demi
kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya!”
Itulah salah satu kisah yang
menunjukkan integritas seorang Bung Hatta. Beliau pantang menyalahgunakan
posisi dan wewenangnya sebagai pejabat negara untuk kepentingan pribadi dan
keluarganya. Ia memegang teguh amanat yang diberikan rakyat dengan penuh
tanggung jawab.
Andai saja Bung Hatta mau
memanfaatkan posisinya saat itu, sebenarnya sangatlah mudah baginya untuk
mendapatkan mesin jahit untuk istri tercintanya. Bung Hatta dapat meminta
tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalannya. Namun, Bung
Hatta tidak melakukannya. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan
sendiri dari orang lain. Ia lebih mendahulukan orang lain daripada
kepentingannya sendiri. Bung Hatta sudah mencerminkan bahwa dia tidak hanya
jujur, namun juga uncorruptable (tidak terkorupsikan). Ia tidak mau
menodai kejujuran hatinya dengan melakukan tindak korupsi. Bung Hatta adalah
tipe pemimpin yang tidak berdiri di atas menara gading kekuasaannya. Ia hadir
di tengah rakyat, juga merasakan apa yang rakyat rasakan, menanggung derita
yang sama sebagaimana yang diderita rakyat.
Referensi :
5. http://ridwanaz.com/umum/pengembangan-diri/pengertian-integritas-dan-korelasinya-dengan-pemimpin/